Polemik Naskah Sejarah HUT ke-65 Takalar, Ketua DPRD Belum Beri Klarifikasi Resmi

Breaking News154 Views

Sahabat H.M.Nasir Ibrahim Sesalkan Naskah Sejarah Singkat Takalar yang dibacakan Ketua DPRD Takalar di HUT ke-65, Dua Eks PLT Bupati Takalar tidak disebut dalam sejarah Takalar

 

TAKALAR, Detikterkininewsnews.my.id – Polemik mencuat di tengah publik usai Sidang Paripurna dalam rangka puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65 Kabupaten Takalar yang dibuka secara resmi oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Takalar, H. Muhammad Rijal.

Dalam sidang tersebut, Ketua DPRD membacakan perjalanan sejarah singkat Takalar. Namun, terdapat dua tokoh yang tidak disebutkan dalam naskah sejarah yang dibacakan, yaitu Dr. Andi Darmawang Bintang dan H. M.Nasir Ibrahim.

Padahal, kedua tokoh ini pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Takalar. dr. Andi Darmawang Bintang menjabat sebagai Plt Bupati pada tahun 2016 saat Bupati H. Burhanuddin Baharuddin menjalani cuti, sementara H.M.Nasir Ibrahim menjabat sebagai Plt Bupati pada tahun 2017 pada saat transisi kepeminpinan bupati.

Tidak dicantumkannya kedua nama ini dalam naskah sejarah menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat dan pemerhati sejarah Takalar.

Menanggapi hal tersebut, ZRM, salah satu sahabat H.M. Nasir Ibrahim (H. Nojeng), di Group WhatsApp menyayangkan keputusan tersebut.

Sebagai sahabat H. Nojeng, saya menyesalkan naskah sejarah Takalar yang dibacakan dalam rapat paripurna istimewa peringatan HUT ke-65 Takalar tidak mencantumkan nama beliau,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa setelah berita ini mencuat, pihaknya langsung mengonfirmasi Ketua DPRD Takalar melalui pesan WhatsApp.

Dalam tanggapannya, Ketua DPRD Takalar H. Muhammad Rijal menjelaskan bahwa naskah sejarah tersebut baru diberikan kepadanya sehari sebelum sidang paripurna, dan ia membacakan naskah tersebut sebagaimana yang diterima dari bagian persidangan.

Tabe Daengku, naskah Hari Jadi Takalar atau sejarah singkat Takalar baru kemarin diberikan ke saya, dan pagi tadi langsung saya bacakan. Saya perlu mengklarifikasi bahwa bagian yang mengonsep naskah ini bukan saya, karena saya hanya menerima dan membacakannya sebagaimana adanya,” jelasnya dalam pesan singkat.

Hingga kini, polemik ini masih menjadi perbincangan di salah satu Group Whatsapp dan di kalangan masyarakat Takalar, terutama terkait transparansi dalam penyusunan naskah sejarah resmi daerah.

Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPRD Takalar belum memberikan klarifikasi resmi terkait polemik tersebut. Awak media masih menunggu pernyataan resmi dari Ketua DPRD Takalar untuk memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai penyusunan naskah sejarah yang dibacakan dalam Sidang Paripurna HUT ke-65 Takalar.

(Red)